SLEMAN(25/11) Berbagai upaya kesiapan Desa Wisata Pulewulung untuk kembali beroperasi melayani wisatawan terus dilakukan. Pembenahan fisik, fasilitas, sarana dan prasarana dilakukan dengan perbaikan dan penambahan fasilitas. Di awal pandemi Covid-19 telah selesai dibangun kolam/wahana air yang diproyeksikan melengkapi fasilitas kegiatan outbound. Selama pandemi untuk mencoba beradaptasi dengan kebiasaan baru telah beberapa kali dilakukan kegiatan di lokasi utama Desa Wisata Pulewulung salah satunya dengan pemanfaatan kolam untuk memancing bersama dengan tetap menerapkan protokol kesehatan bermasker dan jaga jarak, disamping kegiatan yang dilakukan berupa aneka kegiatan pelatihan dengan model kelas dan praktek.
Setelah satu pekan dilaksanakan pelatihan pendampingan SDM dan lembaga desa mandiri budaya Bangunkerto, Rabu (25/11) Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan pendampingan dengan Sosialisasi Pranatan Anyar di Desa Wisata Pulewulung selama satu hari. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih menguatkan komitmen pengelola desa wisata untuk menyiapkan pemahaman SDM terhadap pranatan anyar dan segala persiapan fisik, sarana prasarana serta aplikasi pendukung untuk melayani pengunjung di masa pandemi Covid-19. Selain diikuti 17 pelaku pengelola Desa Wisata Pulewulung, dua desa wisata lainnya juga mengirimkan peserta dari Kelor dan Plosokuning.

Selain pembekalan dari Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Dra. Suci Iriani Sinuraya, MM dan Kepala Dinas Pariwisata DIY, sosialisasi disampaikan narasumber dari Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Yogyakarta Moko D. Soediro. Dengan sosialisasi pranatan anyar ini diharapkan, desa wisata segera mengajukan verifikasi ke gugus tugas pencegahan Covid-19 dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, siap menerima dan melayani pengunjung dengan standar pelayanan sesuai pranatan anyar baik disisi kemampuan SDM maupun ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana. Lurah Bangunkerto Anas Makruf juga berkenan menambahkan materi berkaitan dengan keberadaan desa mandiri budaya Bangunkerto, berikut kendala terhadap pengembangan pariwisata di Bangunkerto serta harapan untuk mendapatkan kompensasi sebagai penyangga konservasi air bagi wilayah dibawahnya (Sleman-Kota-Bantul).
Desa Wisata Pulewulung, meski telah menerapkan protokol kesehatan dalam berbagai kegiatan wisata, namun dalam ketersediaan papan informasi masih sangat kurang, sehingga seiring dengan adanya sosialisasi dari Dinas Pariwisata DIY ini, segera melengkapi fasilitas, sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan sesuai protokol kesehatan/pranatan anyar.

Pemeriksaan suhu, mengenakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak diterapkan dengan ketersediaan fasilitas thermo gun, wastafel, sabun/sanitizer, ketersediaan masker, desinfektan berkala, serta pembatasan jumlah pengunjung dalam satu waktu maksimal 50% dari kapasitas/daya tampung lokasi.


