REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Sebanyak 24 desa wisata di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, meriahkan Grand Final Festival Desa Wisata Sleman 2019. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sudarningsih mengatakan, Festival Desa Wisata digelar sebagai evaluasi terhadap pengelolaan terhadap desa-desa wisata, khususnya yang ada di Kabupaten Sleman.
Selain itu, lanjut Sudarningsih, agenda ini bertujuan mendorong desa-desa wisata aktif melakukan fungsinya tidak hanya sebagai pengungkit ekonomi masyarakat. Namun, bisa pula memantapkan sadar wisata dan sapta pesona masyarakat.
“Festival Desa Wisata diisi dengan pameran kuliner, kerajinan dan atraksi seni dari 24 desa-desa yang terdiri dari kategori tumbuh, berkembang dan mandiri,” kata Ning, Ahad (17/11).
Seperti satu tahun sebelumnya, kata Ning, pelaksanaan Festival Desa Wisata dikolaborasikan dengan Yogyakarta International Heritage Walk (JIHW). JIHW idiikuti sekitar 500 orang yang terdiri dari 300 peserta asing, dan 200 peserta lokal.
Desa Wisata Pulewulung pada pelaksanaan festival tahun sebelumnya tercatat sebagai satu-satunya desa wisata yang langsung terklasifikasi sebagai berkembang, tanpa melalui status desa wisata tumbuh karena prestasi yang diraih terutama masuk sebagai salah satu nominator ISTA 2018 Kementerian Pariwisata dari 37 destinasi lain se-Indonesia.
Tahun 2019 pun, Kementerian Pariwisata melakukan visitasi/penjurian ISTA 2019 di Desa Wisata Pulewulung, meski hanya masuk nominator dan belum meraih penghargaan sebagai juara dari 17 kategori.
Sumber : Republika
Fokus pada pengembangan fasilitas dan destinasi menjadikan semangat untuk memenuhi kriteria penilaian festival menurun, namun masih bersyukur tetap meraih penghargaan sebagai Juara Harapan II kategori desa wisata berkembang. ARS)