SLEMAN(27/11) Kelompok Tani Margomulyo Pulewulung sebagai pendukung utama atraksi wisata petik salak di Desa Wisata Pulewulung mendapatkan perhatian khusus dari Kementerian Pertanian melalui Ditjen Hortikultura, setelah beberapa saat lalu secara intensif dari dari jajaran Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian DIY intensif melakukan pembinaan dan program khusus di Desa Wisata Pulewulung untk penanganan lalat buat. Bersama dengan anggota Komisi IV DPR RI Jum’at (27/11) melakukan kunjungan spesifik di Desa Wisata Pulewulung dimana lokasi ini juga merupakan pilot proyek pengendalian organisme pangganggu dengan kegiatan ALPP Kelompok Tani Margomulyo juga Agro Edu Wisata Kawasan Salak.

Berlangsung selama tiga bulan, pelaksanaan pengendalian sangat dirasakan dampak terhadap berkembangnya lalat buat yang meresahkan petani salak. Secara berkesinambungan program ini dijalankan oleh Kelompok Tani Margomulyo dengan harapan akhirnya dapat meningkatkan kualitas produksi salak pondoh, meningkatkan harga serta kelayakan standar buah mendukung ekspor.http://<iframe src=”https://www.facebook.com/plugins/video.php?height=314&href=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2FPulewulung%2Fvideos%2F794749194421337%2F&show_text=false&width=560″ width=”560″ height=”314″ style=”border:none;overflow:hidden” scrolling=”no” frameborder=”0″ allowfullscreen=”true” allow=”autoplay; clipboard-write; encrypted-media; picture-in-picture; web-share” allowFullScreen=”true”></iframe>
Tidak berhenti disini, pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap permasalahan ini, sebagai salah satu upaya kembali menyiapkan petani untuk bertahan bahkan berkembang dalam perbaikan perekonomian terlebih pada harapan besar masyarakat segera berakhirnya pandemi Covid-19 sehingga segera kembali berkiprah pada pengembangan budidaya salak dan wisata agro.
Kementerian Pertanian, melalui Ditjen Hortikultura meluncurkan program pengembangan Agro Edu Wisata Kawasan Salak di sentra kegiatan Kelompok Tani Margomulyo dan sekaligus di lokasi Desa Wisata Pulewulung yang memang berangkat dari potensi utama berupa wisata kebun dengan kegiatan petik salak, budidaya, pelatihan, serta geliat UMKM produk olahan berbahan lokal salak. Di akhir tahun 2020 diharapkan kegiatan agro edu wisata di Pulewulung sudah dapat berjalan dengan berbagai penambahan fasilitas baik untuk kegiatan utama di kawasan salak maupun di lokasi desa wisata.