TURI(17/11)RADAR JOGJA
TURI(17/11)RADAR JOGJA Empat unsur lembaga wisata di Kalurahan Bangunkerto, Kapanewon Turi, Sleman mulai disinergikan, Rabu (17/11). Dinas Pariwisata DIJ memberikan pendampingan Sumber Daya Manusia (SDM) selama sepekan ke depan.
Unsur tersebut, antara lain, desa budaya, desa wisata, desa preneur dan desa prima berkaitan dengan peranan wanita.βSemua akan disinergikan menjadi desa mandiri budaya,β ungkap Pemateri Tim Universitas Sanata Dharma Lucia Kurniawati, usai mengisi kegiatan.
Kiprah Lembaga Desa Budaya Bangunkerto semakin nyata dengan dilengkapinya struktur organisasi empat pilar penyangga desa budaya meliputi desa wisata, desa budaya, desa preneur dan desa prima di Kalurahan Bangunkerto terlaksana. Terakhir struktur beserta keanggotaan desa prima terbentuk di akhir September 2020 lalu.
Desa mandiri budaya adalah konsep pembangunan dengan penekanan konsep sosial dan budaya yang dimiliki oleh desa setempat. Dalam kerangka pelestarian budaya. Bahwa segala bentuk pembangunan, baik itu wisata, potensi kerajinan usaha mikro kecil menengah (UMKM), harus dalam kerangka budaya setempat. Oleh karena itu lokus ini berbasis desa bukan dusun.
Seiring dengan perkembangan dan peluang besar bahwa di tahun 2021 Bangunkerto akan dikukuhkan sebagai salah satu Desa Mandiri Budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, berbagai persiapan dilakukan, salah satunya adalah pelatihan kuliner bagi desa wisata di Bangunkerto yang berlangsung di Bulan September lalu di Desa Wisata Kelor dengan melibatkan pelaku wisata di bidang kuliner dari Desa Wisata Kelor, Pulewulung dan Plosokuning.
Dinas Pariwisata DIY menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan pendampingan SDM secara menyeluruh dari empat pilar desa mandiri budaya yang dilaksanakan selama satu pekan berturut-turut mulai Selasa 17 November 2020 bertempat di Desa Wisata Pulewulung. Hadir dalam pembukaan kegiatan Lurah Bangunkerto, Kepala Seksi SDM Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, dan juga dari Dinas Pariwisata DIY selaku pemrakarsa kegiatan. Kegiatan ini akan berlangsung hingga Senin 23 November 2020. Diikuti oleh peserta dari desa wisata, desa budaya, desa prenuer , desa prima, perangkat kalurahan, bumdes dan karang taruna Bangunkerto.
Dalam pelaksanaan pendampingan SDM ini, dihadirkan narasumber dari akademisi kampus Universitas Sanatadarma Yogyakarta, praktisi dan pelaku wisata Yogyakarta, lembaga pelatihan outbound dan AILI. Di hari pertama diberikan pemahaman tentang posisi pariwisata sebagai pengungkit kebangkitan perekonomian pasca pandemi Covid-19, prospek dan peran lembaga desa budaya dalam menggerakkan sektor pariwisata di Yogyakarta. Diharapkan SDM yang didampingi dengan pelatihan ini akan bergabung dalam struktur lembaga desa mandiri budaya Bangunkerto di kemudian hari.
Pada sesi ketiga hari pertama, peserta mengakhiri kegiatan dengan diskusi kelompok melakukan analisa SWOT terhadap pengembangan pariwisata di Bangunkerto. Dengan potensi SDM yang sebagian besar generasi muda yang masih optimis menyongsong perkembangan pariwisata paska pandemi Covid-19, mencetuskan berbagai analisa yang sangat dekat dengan realita di lapangan. Dirangkum dan disarikan oleh tim narasumber dengan harapan bisa dijadikan bahan untuk penyampaian materi pada sesi hari berikutnya.