Untuk kesekian kalinya Dinas Pariwisata menggelar kegiatan festival desa wisata, tahun ini dilaksanakan di Desa Wisata Kampung Sejarah Kelor, Bangunkerto, Turi. Rangkaian acara ini sudah berlangsung sejak 12 Oktober 2018 dimulai dengan penilaian melalui visitasi dewan juri ke seluruh desa wisata di Kabupaten Sleman. Bersamaan dengan grand final berlangsung kegiatan Jogjakarta International Heritage Walk (JIHW) yang mengambil rute dan Pos di Desa Wisata Kelor. Sekaligus penetapan Kelor sebagai salah satu rute permanen walk JIHW.
Pada Hari Minggu (18/11) tersebut juga dilakukan launching Program One Hotel One Village, dengan penandatanganan MoU antara Desa Wisata Pulewulung dengan Hotel Grand Tjokro Yogyakarta, Desa Wisata Pancoh dengan Hotel Cakra Kusuma. Diharapkan dengan adanya pendampingan CSR dari hotel mendukung percepatan pengembangan desa wisata.
Meski pada bulan lalu kedua desa wisata Pancoh dan Pulewulung maju dalam penilaian ISTA 2018 belum berhasil meraih penghargaan, namun prestasi kali ini menjadi pengobat kekecewaan sekaligus pemacu semangat untuk berkarya lebih baik lagi.
Desa Wisata Pulewulung meraih Juara 2 Penampilan Terbaik, sekaligus meraih prestasi sebagai Juara Pertama untuk kategori desa wisata tumbuh. Salah satu anggota pemandu Sita, melompat kegirangan saat disebut nama Desa Wisata Pulewulung sebagai Juara Pertama, sebelum tertunduk jatuh berurai air mata haru, bangga dan bahagia, meski hanya bersama beberapa warga yang masih setia menunggu hingga pengumuman kejuaraan.
Sebagai wujud syukur atas prestasi tersebut Selasa, 20 November 2018 di Desa Wisata Pulewulung digelar pentas kesenian yang menampilkan potensi utama Seni Badui Pulewulung dilanjutkan dengan gelaran pentas Seni Jathilan Turonggo Seto dari Beran, Tridadi, Sleman mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai.
Jika pada festival desa wisata 2018 di Desa Wisata Kelor Seni Badui Pulewulung hanya terbatas jumlah 24 personil, pada pentas besok akan all out dipentaskan semua anggota SBP dengan durasi penampilan standar. *ARS).